Categoriespromil

Kenali 8 Faktor Penyebab Kegagalan Program Hamil

Kegagalan Program Hamil

Bagi para pasangan yang sekarang sedang menjalankan program kehamilan, kalian wajib tahu faktor – faktor penyebab kegagalan program hamil. Yuk simak penjelasannya selengkapnya.

Keberhasilan pasangan dalam menjalani program kehamilan tentu berbeda-beda. Ada yang cepat hamil, ada juga yang baru bisa hamil setelah melewati waktu dan perjuangan yang cukup lama. Hal yang paling penting adalah berusaha semaksimal mungkin saat menjalani dan mengurangi peluang kegagalan program hamil.Pasangan suami istri yang sedang menjalani program hamil tentu harus mengikuti beberapa aturan, agar progam hamil bisa berhasil. Tak hanya berupa anjuran dari dokter.

Melalui Channel YouTube Dokter Fransiska di Perancis yang diunggah pada 25 Juni 2021 dijelaskan beberapa hal atau faktor penyebab terjadinya kegagalan program hamil. Dia mengataskan bahwa salah satu penyebab ada hubungannya dengan durasi hubungan seksual. Mari kita bahas satu persatu.

Faktor Kegagalan Program Hamil

Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi penyebab kegagalan program hamil atau promil yang wajib pasangan ketahui

  • Durasi Hubungan Seks Jika kamu dan pasangan berpikir bahwa jarang berhubungan intim akan membuat jumlah sperma lebih banyak, maka itu salah. Karena, frekuensi melakukan hubungan seksual tidak memengaruhi jumlah sperma yang diproduksi. Seks yang terlalu sering, akan membuat kualitas sperma menjadi menurun. Apalagi, sperma memerlukan waktu beberapa hari untuk bisa bereproduksi lagi. terlalu sering berhubungan intim juga dapat menjadi salah satu hal yang menggagalkan program hamil. Kenapa demikian? Karena terlalu sering berhubungan seksual membuat kamu dan pasangan satu merasa bosan dan tidak tertarik. durasi yang paling baik dalah 2-3 kali dalam seminggu. Dimana harus selang sehari. Hal ini harus diterapkan dengan konsisten guna terhindar dari kegagalan program hamil.

  • Masa Ovulasi Hal yang kedua ini sangat penting dan krusial yaitu masa subur. Sebab masa subur ini adalah masa dimana dikeluarkannya sel telur yang siap untuk dibuahi. Maka dari itu yuk ikuti cara menghitung masa subur dibawah ini : Mencatat siklus menstruasi selama 6-12 bulan siklus haid di tentukan di hari pertama menstruasi dalam satu bulan hingga ke bulan berikutnya. Contoh bisa lihat di penjelasan sebelumnya Menentukan siklus menstruasi terpendek Setelah diketahui, cara berikutnya adalah kurangi jumlah siklus haid terpendek dengan angka 18. Misalkan siklus menstruasi paling pendek Anda adalah 24, maka 24-18= 6 Berarti hari ke-10 dalam siklus menstruasi merupakan hari pertama masa subur terjadi. Menentukan siklus menstruasi terpanjang Cara menghitunganya dengan mengurangi jumlah siklus menstruasi terpanjang dengan angka 11. Misalnya siklus menstruasi terpanjangnya adalah 35 hari, maka 35-11=24. Berarti hari ke-24 merupakan waktu terakhir masa kesuburan.
  • Stres berlebihan Menurut beberapa studi menyatakan bahwa stres berat berkaitan erat dengan penurunan tingkat kesuburan seseorang. Salah satu alasannya adalah karena stres bisa membuat menstruasi menjadi tidak teratur dan sulit untuk menentukan masa subur. Selain itu, stres juga bisa membuat seseoranh menjalani perilaku yang kurang sehat, seperti begadang, malas berolahraga, dan kurang menjaga pola makan. Seks pun bisa membuat gairah seksual atau libido menurun, sehingga peluang untuk menciptakan kehamilan dan menggagalkan program hamil kamu dan pasangan. Untuk mengatasi stres cobalah untuk melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, berolahraga dengan rutin, dan tidur yang cukup.

  • Kualitas Sel Telur dan Sel Sperma Pada umumnya, yistri yang pertama melakukan pemeriksaan, dan ketika diperiksa kondisinya normal semua, maka sang suami juga wajib di perika. Karena, kunci keberhasilan promil bukan hanya ada pada istri melainkan pada suami juga. Mengecek kondisi sperma, bagaimana bentuk sperma, berapa banyak sperma yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi, apakah sudah cukup untuk membuahi. Jika ditemukan kelainan sel telur maupun sperma, biasanya dokter akan menyarankan beberapa cara penanganan.
  • Faktor Usia Banyak sekali pasangan yang menunda untuk memiliki anak, hingga akhirnya tak terasa usia sudah mencapai 35 bahkan 40 tahun. Nah usia-usia ini merupakan usia riskan untuk hamil. Karena usia wanita di atas 35 tahun memiliki kondisi cadangan sel telur yang berkurang dan kualitasnya kurang baik. Hal ini mengakibatkan terjadinya keguguran ketika kehamilan dalam usia di atas 35 tahun. Begitupun dengan suami, di mana kualitas spermanya sangat menurun, dan berisiko terjadi kegagalan program hamil.
  • Faktor Beberapa Penyakit Salah satu hal yang menyebabkan kegagalan program hamil adalah adanya penyakit seperti PCOS atau Endometriosis bahkan masalah pada tuba. Bisa juga gangguan pada sperma. Selain itu penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi juga berpengaruh pada peluang keberhasilan program hamil.
  • Melakukan Olahraga Berat Atau Berlebihan Calon ibu hamil tetap disarankan untuk berolahraga untuk menjaga stamina, kesehatan tubuh dan berat badan ideal, tetapi ingat jangan berlebihan, ya. Karena ada beberapa riset yang menunjukkan bahwa olahraga yang berlebihan akan berdampak pada berkurangnya tingkat kesuburan. Hal ini justru bisa menggagalkan program kehamila pasangan. Durasi waktu yang ideal untuk berolahraga adalah sektiar 20–30 menit setiap hari, minimal 3 kali seminggu. Itupun hanya dianjurkan melakukan olahraga yang ringan saja. Jika kamu belum terbiasa berolahraga, mulailah dengan olahraga rutin dengan waktu yang lebih singkat, dan tingkatkan waktu dan intensitas sesuai kemampuan tubuh.
  • Stres berlebihan Menurut beberapa studi menyatakan bahwa stres berat berkaitan erat dengan penurunan tingkat kesuburan seseorang. Salah satu alasannya adalah karena stres bisa membuat menstruasi menjadi tidak teratur dan sulit untuk menentukan masa subur. Selain itu, stres juga bisa membuat seseoranh menjalani perilaku yang kurang sehat, seperti begadang, malas berolahraga, dan kurang menjaga pola makan. Seks pun bisa membuat gairah seksual atau libido menurun, sehingga peluang untuk menciptakan kehamilan dan menggagalkan program hamil kamu dan pasangan. Untuk mengatasi stres cobalah untuk melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, berolahraga dengan rutin, dan tidur yang cukup.

  • Kualitas Sel Telur dan Sel Sperma Pada umumnya, yistri yang pertama melakukan pemeriksaan, dan ketika diperiksa kondisinya normal semua, maka sang suami juga wajib di perika. Karena, kunci keberhasilan promil bukan hanya ada pada istri melainkan pada suami juga. Mengecek kondisi sperma, bagaimana bentuk sperma, berapa banyak sperma yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi, apakah sudah cukup untuk membuahi. Jika ditemukan kelainan sel telur maupun sperma, biasanya dokter akan menyarankan beberapa cara penanganan.
  • Faktor Usia Banyak sekali pasangan yang menunda untuk memiliki anak, hingga akhirnya tak terasa usia sudah mencapai 35 bahkan 40 tahun. Nah usia-usia ini merupakan usia riskan untuk hamil. Karena usia wanita di atas 35 tahun memiliki kondisi cadangan sel telur yang berkurang dan kualitasnya kurang baik. Hal ini mengakibatkan terjadinya keguguran ketika kehamilan dalam usia di atas 35 tahun. Begitupun dengan suami, di mana kualitas spermanya sangat menurun, dan berisiko terjadi kegagalan program hamil.
  • Faktor Beberapa Penyakit Salah satu hal yang menyebabkan kegagalan program hamil adalah adanya penyakit seperti PCOS atau Endometriosis bahkan masalah pada tuba. Bisa juga gangguan pada sperma. Selain itu penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi juga berpengaruh pada peluang keberhasilan program hamil.
  • Melakukan Olahraga Berat Atau Berlebihan Calon ibu hamil tetap disarankan untuk berolahraga untuk menjaga stamina, kesehatan tubuh dan berat badan ideal, tetapi ingat jangan berlebihan, ya. Karena ada beberapa riset yang menunjukkan bahwa olahraga yang berlebihan akan berdampak pada berkurangnya tingkat kesuburan. Hal ini justru bisa menggagalkan program kehamila pasangan. Durasi waktu yang ideal untuk berolahraga adalah sektiar 20–30 menit setiap hari, minimal 3 kali seminggu. Itupun hanya dianjurkan melakukan olahraga yang ringan saja. Jika kamu belum terbiasa berolahraga, mulailah dengan olahraga rutin dengan waktu yang lebih singkat, dan tingkatkan waktu dan intensitas sesuai kemampuan tubuh.

Ramuju

Ramuju

Ramuju

Ramuju

Ramuju

Ramuju

Ramuju

Ramuju